Pada suatu sore yang indah, gue dikejutkan dengan bunyi dari smartphone abal-abal gue. Gue bingung, secara gue jomblo. Gue ingetnya ini gadget cuma bunyi kalo ada broadcast message dan pesan bbm yang notabene-nya cuma minta balikin utang secepatnya. Sekali lagi gue bingung. Gue ngerasa gue uda ngelunasin semua utang gue dan gue yakin saat ini ga ada hal khusus yang bisa di broadcast orang lain. Apakah tiba-tiba gue punya pacar? Apakah munajat sholat malem gue selama ini terkabul?

Ternyata tak lain dan tak bukan itu notif rupanya dari twitter. Tau twitter kan? Cucunya Friendster, lho ! -_-
Gue dapet mensyen dari salah satu blogger medan yang lumayan (maaf) cakep. *ambil wudhu* *sholat taubat* *ga mau fitnah lagi*. Oke sudah cukup taubatnya. Isi dari mensyen tersebut rupanya manusia yang lumayan (maaf) cakep itu ngirim link tentang postingan baru dia. Dan setelah gue buka, itu isinya tentang dia yang menang suatu award, Liebster Award, lebih tepatnya, yang diadain oleh komburkali.com

Pertama gue mikir, ini award tentang apaan? Kenapa gue ga ikutan? Kenapa namanya aneh? Apa ini award setara dengan Indonesian Idol atau X-Factor? Cukup lagi dengan pertanyaannya.Gue ga mau banyak nanya lagi. Gue udah cukup bingung dengan satu pertanyaan yang selama ini menghantui hidup gue, dan pertanyaan itu adalah : "Bagaimana cara dengan ikutan MLM kita bisa kaya?"

Mak Davi mungkin bangga dan bahagia dengan kemenangannya dalam Liebster Award, yang gue yakin kalo menang itu award cuma dapat buku kosong tiga biji sama pulpen dan pinsil kayak lomba anak SD. *maap Mak Yoga*. Di postingan itu juga, mak Davi nantang kami bersebelas untuk ngejawab pertanyaan yang dia buat di postingannya itu. Dalam hati gue, emang yakin, mak Davi sanggup ngelawan kami bersebelas yang bisa saja tiba-tiba ikut piala dunia 2014?

Enough with the paragraph, and here are my answers, mak !
1. Siapa pacar pertama kalian?
    Jawab : Bang, ga baik buka-buka masa lalu orang lain, Istighfar! Kiamat sudah dekat :')
2. Kalo mau dapat suami atau istri mau yang gimana?
    Jawab : Gue cuma pengen istri yang terima gue, apa adanya #jomblo
3. Kalau planet bumi hancur mau ke planet mana? kenapa?
    Jawab : Gue pengen ke surga aja bang, orang di bumi jahat-jahat :')
4. Pilih Ayah atau Ibu?Kenapa?
    Jawab : Sejak kecil lagu anak-anak ngajarin kita untuk sayang semuanya bang. Ga bole diskriminasi. Ntar dianggap SARA :v
5. Kalau jadi tokoh kartun pengen jadi siapa?Kenapa?
    Jawab : Sejarah cinta gue nuntut untuk jadi diri sendiri bang :')
6. Kalau jadi Superhero pengen jadi siapa?Kenanpa?
    Jawab : Lihat nomor 6
7. Mantan terindah siapa namanya?Kenapa?
    Jawab : Lihat nomor 1. Dan, gue ga mau galau lagi. Sakit :')
8. Pilih tablet atau puyer?Kenapa?
    Jawab : Berhubung gue anak farmasi, gue bisa makek apa aja. *sombong*
9. Sakit Panu atau Gigi?
    Jawab : Dua-duanya ga lebih baik dari sakit hati ini ngeliat dia sama orang, mak :') #nyesek
10. Mozzila atau chrome?
      Jawab : Chrome ! Alasannya :



Chrome ngasih saran ama gue kalo gue lagi ngehapus history gue, terutama itu.
11. Jupe atau Cut tari?
      Jawab : Berhubung Jupe punya nilai D, gue pilih dia. *senyum*

Dan itu jawaban gue, mak. Semoga anda puas :3
Link pemberi notif yang menghibur sore gue yang kesepian klik disini, recommended juga buat ngusir rasa sedih para jomblo kota Medan!
Selamat malam, good people !

Beberapa hari lalu, gue lagi duduk ama dua manusia sialan sahabat gue. Biasalah, namanya anak gaul, ga duduk di warung kopi sambil menggomak bukan kami namanya. Menggomak? Ya, kami emang bapak-bapak yang hobi menggosip kayak emak-emak. Berbekal dengan modal 10 ribu di dompet dan harapan akan sebuah traktiran secangkir kopi aceh dan nasi goreng, kami yang pada awalnya sedang berdiskusi tentang bahan tes, tiba-tiba membicarakan suatu hal, yang bagi gue sendiri sangat inspiratif untuk tidak dicontoh. *berfikir keras ini maksudnya apa*

Berawal dari sebuah pertanyaan iseng dari gue, kami mulai membicarakan satu mimpi kami. Pertanyaan yang cukup sederhana, seperti "Apa kota yang paling pingin lo kunjungi di dunia ini?". Satu pertanyaan itu udah cukup untuk ngebuat dua manusia ini meletakkan pulpen dan berfikir.

Di satu sisi, gue ngerasa berdosa udah ngebuat mereka jadi ga fokus diskusi. Di sisi lain, gue senang karna pertanyaan simpel tadi bisa ngebuat mereka berhenti beraktivitas. Dari sini gue ngedapet suatu pelajaran psikologis bahwa berfikir tentang suatu harapan membutuhkan suatu masa diam untuk berfikir.

Jawaban pertama yang gue dapet berasal dari manusia berkacamata, bertampang sangat intelektual, namun memiliki hobi olahraga sabun (apa itu olahraga sabun? tanyakan sama mbah surip). "Ibiza!", tanpa ragu dan tanpa dosa manusia ini ngejawab pertanyaan gue, walaupun gue yakin dia kalo dia pergi ke sana itu bakalan bikin dosa. Bagi elo yang anak malam, pasti tau alasan si kawan ini milih itu kota. Gue cuma bisa berharap, kalo setidaknya si kawan ini jadi pergi ke Ibiza, dia ga bakalan buat dosa, tidak tanpa ngajak gue tentunya!

*ini alasan pertamanya*

*ini alasan sebenarnya*

Jawaban kedua yang gue dapet, itu 'Paris'. Manusia dengan pakaian yang sangat mirip dengan pak kades ini gue akui cukup untuk ngebuat gue terdiam. Dengan alasan yang cukup sederhana, yakni : "Kedamaian dan kurasa nyaman. Aku suka sesuatu yang nyaman". Gue makin terdiam. Gue berfikir, entah kades mana yang pengen ke Paris. Setau gue kades cuma pigi ke desa sebelah, itupun untuk duduk main batu dam. #kelakuan

*kokoh berdiri tegak. tolong itu otak jangan negatip*

Untuk jawaban kedua, gue setuju ama dia. Paris itu entah sejak kapan jadi kota tujuan gue, terutama Eiffel Tower. Mungkin waktu itu gue yang terlalu gaul dan terpengaruh dengan film "Epel aim in lop" yang gue tonton sewaktu smp. Gue selalu ngerasa, Eiffel Tower dengan lampunya saat malam hari ngebentuk suatu harapan yang kokoh bagi banyak orang. Berkali-kali gue ngeliat foto Eiffel Tower saat malam hari, dan gue ngerasain sesuatu. Harapan itu indah. Udah itu aja :')

*momen paling gue pengen*

Dari banyak hal, gue belajar. Harapan itu bukan cuma untuk di angan belaka. Kita harus ngelangkah dan ngebuat itu menjadi suatu kenyataan. Gue pernah ngedenger, "Kalo pengen pergi ke suatu tempat, mulailah dengan hal yang paling kecil. Seperti ngebuat gambar tempat itu jadi wallpaper hape atau desktop kompi elo, misalnya". Dan semenjak itu gue ngubah wallpaper hape dan Desktop Background gue jadi dengan foto Miyabi.

Mungkin kali ini gue cuma ngepost tentang harapan gue. Namun suatu hari, gue bakalan ngepost dengan cerita perjalanan gue di Paris, dengan kamu tentunya :) Gue janji ! Insya Allah !

*sholat malam* *berdoa*
Medan, 15 Juni 2014

Menurutku, bahagia itu sederhana. Cukup sederhana bahkan.

Cukup untuk mengetahui bahwa ada orang yang selalu ada untuk kita, melindungi kita, dan juga menjaga kita. Cukup untuk merasa kuat untuk menghadapi dunia. Dan cukup untuk tahu, bahwa orang tersebut adalah papa.

Sejenak mengulang kisah, cukup kisah kecil sederhana, namun cukup besar untuk membawa sebuah senyuman ikhlas yang lebar.

Aku ingat, orang pertama yang berdiri paling depan, hanya untuk menghalau ku dari segala bahaya yang mendekat. Aku ingat, orang yang bersorak paling keras, bertepuk tangan paling kuat, ketika melihat topi wisuda itu dimiringkan di atas kepalaku. Dan juga aku ingat, orang pertama yang menyembunyikan tangisnya, ketika ia melihatku pergi menuju perantauan, tempat dimana dunia kejam ini menanti untuk menghabisiku dengan segala tipu muslihatnya.

Sama seperti ketika aku masih kecil, ketika yang aku tahu hanyalah tawa dan canda riang. Saat itu, aku berkenalan dengan rasa sakit pertamaku. Aku menangis. Aku menangis karena paku yang tertancap di kakiku, ketika aku sedang bermain. Aku menangis dan terus menangis. Dan pada akhirnya aku tahu, bahwa aku menangis bukan karena rasa sakit itu. Namun, karena aku melihat wajahmu yang menyembunyikan tangis, menghapus pilu, sambil menggotongku dengan kedua tanganmu ke rumah sakit, dan terus berkata : “tenang nak, ada papa disini”.

Dan juga beserta semua kenangan lain, yang akan kubiarkan tersimpan utuh dalam kenanganku.

Aku ingin belajar darimu, bagaimana cara menyembunyikan suatu luka. Karena yang aku tahu, papa selalu tersenyum, bahkan dengan guratan luka hidup di punggungmu.

Aku ingin belajar darimu, bagaimana cara untuk tetap kuat. Karena yang aku tahu, papa selalu menjadi satu tonggak kokoh, yang sangat kuat untuk mempertahankan kehidupan kita.

Aku selalu belajar dan terus belajar. Namun sampai sekarang aku masih tidak bisa menemukan jawaban atas pertanyaan besar yang menggantung di pikiranku selama ini. Dan satu pertanyaan itu adalah:

“Dimanakah perbedaan antara guru, pahlawan, panutan, dan papa?”

Anakmu,



Muhammad Ragil Puputan
Morning, good people! Walaupun ini jam 1 pagi, menurut pemahaman dari Eyang Subur, waktu segini itu uda dihitung pagi. Ga bole protes, kecuali satu pan pizza dengan pinggiran sosis ada di depan mata gw!

Untuk pagi ini, gw bakalan nulis satu bahasan yang sangat cocok untuk pagi hari. Kalo menurut gw pribadi, pagi itu merupakan suatu awalan baru. Suatu langkah yang baru, untuk memulai hal yang baru. Suatu babak yang baru, di dalam dunia yang sulit ditebak ini. *opening yang sangat idealis* *mungkin saya cocok jadi kiayi*

Dari judul ini, gw mau ngebahas yang namanya moving up. Penasaran ? Belum pernah denger ? Sedih banget ya hidup lo -_- anak gaul ga sih? *sibak poni*

Moving Up. Gw dapat kata ini dari temen gue. Katanya sih di ubah dari kata Move On. Bedanya, kalau move on cuma berpindah dari yang dulu, kalo move up kita juga bisa jadi pribadi yang sangat lebih baik lagi. 
Awalnya gue mikir, ini anak ngomong ada benarnya juga. Dan gw juga mikir, mungkin saja, dia yang lebih cocok jadi kiyai :3

Ada beberapa hal, yang kalo menurut gw pribadi seseorang bakalan susah untuk melangkah maju. Salah satu contoh yang paling sering ialah, kenangan yang terlalu indah. Udah cukup deh ga mau gw lanjutin. Satu alasan itu aja. Titik. *nyesek nulisnya boy!*

Dan barusan pas ngetik ini tulisan sok suci, gue jumpa quote bagus dari twitter. Isinya : “Every exit is an entry somewhere else – Tom Stoppard”. Entah kebetulan macam apa dengan gue yang lagi galau dini dengan jumpa kata-kata yang sangat menyentuh hati. Tapi bener, kata-kata itu sangat sesuai. Sebagai contoh, lulus SD? Nyambung SMP. Lulus SMP? Nyambung SMA. Lulus SMA? Kerja jadi TKI *eh*

Enggak ada alasan yang khusus, untuk tetap bertahan pada satu hal. Dan ga butuh juga alasan yang sempurna, untuk tidak melanjutkan perjalanan. Waktu dikenal sebagai hal yang paling kejam. Dia ga bakalan nunggu kamu untuk terus diam menyesali segalanya. Satu hal yang harus elo lakuin, ambil keputusan!

Dan khusus buat kamu, gw ga tau sejauh mana gw bisa bertahan dengan hubungan ini. Kita emang beda, banget. Dalam segi prinsip, pandangan hidup, dan semuanya. Sebagai lelaki, gw bakalan tetap pegang janji gue. Untuk kedepannya, gw bakalan persiapin semua hal yang pernah gw janjikan. Dan inilah keputusan yang gw ambil. Dengan atau tanpa kamu. Semoga kamu baca tulisan ini.


And now, here I am. Making my choice. And I’m moving up.
Konbanwa, good people !

Uda lama banget ga ngeblog, maklum, belakangan ini gw lagi konspirasi hati -_- #halahh Uda pada kangen ama curhatan gw ? Uda pada kangen dengan candaan tulisan gw? Ud pada nyariin gw gegara hutang blm dibayar? Tenang. Masalah curhatan dan candaan gw bakalan mulai lagi. Masalah hutang? Lupakan :)

Sore ini, gw bakalan cerita tentang yang namanya "memaafkan". Menurut sebagian orang, kata ini merupakan suatu kata terkutuk yang ga bisa diucapkan dengan mudah. Alasannya? ntah tuh. Tanyak aja langsung ama orangnya. 

Dari definisi yang gue dapat di wikipedia (sumpah ini ga kreatif banget), permintaan maaf adalah tindakan yang mungkin diperlukan dalam konflik yang melibatkan beberapa orang. Permintaan maaf itu sendiri bukanlah tindakan pemecahan masalah atau negosiasi atau arbitrasi. Permintaan maaf hanyalah sebuah tindakan tukar-menukar kata-kata yang menuju kepada rekonsiliasi. Bahasanya susah ? Salah siapa ga lulus SD ! *sibak poni*

Dan bagi gue sendiri, maaf itu lebih kearah suatu sikap dewasa, bijak, dan kesatria. Secara bagi banyak orang dan bagi gue pribadi, itu sikap ga bisa dengan mudah dilakuin, apalagi diungkapin ke orang lain. Ada sebagian orang, yang menganggap kalo orang yang gampang minta maaf itu lebih kearah orang yang ga pernah belajar dari kesalahan dan bakalan ngulangin lagi perbuatannya itu. Percayalah kawan, orang seperti itu sangat sangat salah.

Pada dasarnya, meminta maaf itu membutuhkan keberanian yang besar. Berani untuk mengakui kesalahan dan berusaha untuk memperbaikinya. Bila ia melakukan kesalahannya lagi? Maklumilah kawan, dia butuh waktu untuk proses perubahan tersebut. Ga semuanya butuh waktu yang cepat, bung! :)

Meminta maaf kalo menurut gue sih lebih ke arah penyelesaian konflik. Walaupun masalahnya belum kelar, tapi setidaknya kalian udah memutuskan langkah untuk memulai babak baru. Karena percayalah, yang membuat suatu hubungan itu ga berlanjut, itu karna kalian lebih mencintai ego kalian sendiri daripada orang yang kalian sayang !

Galau ? Pengen balikan ama mantan? Urusanmu ! wkwkwkwk

Most Trending

Powered by Blogger.