Hari ini gue ngerasa mellow, entah karena film yang barusan
gue tonton, atau buku yang gue baca smalem sebelum tidur. Satu harian gue
berfikir akan banyak hal, atau satu hal sebenarnya. Dan hal itu adalah cinta.
Tapi, cinta yang pengen gue bicarain sekarang bukannya cinta
monyet atau belalang sembah yang ngebayanginnya aja udah bikin ngeri. Ini bukannya
sekedar rasa bahagia karena dapat sms atau bbm penuh kata-kata romantis tiap
pagi, atau rasa menyiksa karena lagi bertengkar hebat dengan si dia. Ini tentang
hal lain, dan jujur bagi gue ini tentang hal yang paling gue takuti dalam hidup.
Kehilangan abadi. Atau mungkin bahasa umumnya, kematian.
Okay, let’s talk about the serious part now.
Gue bersyukur untuk pernah menjadi remaja alay yang dulu
sangat sering mencari cinta, sehingga kalo dihitung mungkin mantan gue nyampe
sepuluh atau berapa gue ga inget. Pengalaman cinta bikin gue belajar banyak
hal. Dan untuk hal ini, gue setuju dengan apa yang orang lain bilang tentang
pengalaman cinta itu, kebanyakan rasa sakit.
But I wonder, how if you actually go to some places, tempat
dimana elo ga bakalan bisa balik lagi ke tempat dimana lo dulu ada, karena
tempat itulah yang merupakan asal lo. Bagaimana dengan ‘meninggalkan orang yang
elo sayang’ atau ‘gue ga bisa pergi gitu aja ninggalin mereka’ dan hal-hal lain
yang bakalan terpikir di saat detik-detik kematian lo. Gue yakin, banyak orang
yang ga pengen berfikir akan hal ini. Ini bukan hal yang bisa elo kembaliin
semudah itu, bukan hal yang elo bisa perbaikin dengan komunikasi yang baik-baik
dengan si dia, atau dengan es krim yang sekedar jadi perjanjian damai buat
kalian, ini hal yang berbeda.
Selama ini kita hidup, tertawa, menangis, bertengkar,
cemburu, dan hal hal lain yang bisa bikin kita dapat banyak hal untuk
dipelajari, dikenang. Namun bagaimana jika itu semua hilang? Meninggalkan hanya
satu pihak untuk tersiksa?
Gue emang belum ngerti tentang apa itu hidup sepenuhnya,
tapi yang gue rasain cuma satu, bagaimana caranya untuk bisa hidup secara utuh,
secara penuh. It doesn’t matter if no one give a shit about your existence, but
you surely give a damn shit about how you’re gonna be something to someone, especially
the one whom you love, they whose smile and joy are something precious in your
life.
Gue belajar banyak untuk hal hal yang berarti banget untuk
gue. It’s not about taking, it’s all about giving. Bagaimana cara lo untuk bisa
mencintai orang lain, bagaimana cara untuk bisa ngebikin orang yang lo sayang
itu bisa ngerasa kalo dia pantas untuk mendapatkan itu. Because, believe me
guys, semua orang pasti butuh untuk ngerasain apa yang pengen dia pantas
rasain. Satu contoh? Dicintai. Ga ada satu orang pun yang ga pengen dicintai. Everyone
thinks and needs to be love deserved, right?
Banyak pengalaman yang bikin gue ngerasa yakin akan satu hal
: I don’t give a fuck about me being everyone’s special thing. But I do really
give a fuck for me being special to a person.
Untuk sekarang gue pengen yakinin diri gue sendiri,
bagaimana caranya ngebuat hari-hari yang tersisa ini menjadi lebih berarti,
bukan bagi diri gue sendiri, tapi untuk dia yang gue pengen tiap hari hanya ada
tawa di muka dan di batin dia, hanya ada rasa bahagia di hati dia, sebelum gue
akhirnya pergi karena sesuatu ini.
I love you, I truly do.